Wednesday, August 24, 2016

Saya Akan Buang Rokok, Tapi Tolong Kancing Bajunya Dipasang!



 
ilustrasi: barma

Sekali lagi soal rokok. Daripada ikut-ikutan berdebat panas soal isu kenaikan harga rokok yang sudah bikin repot itu, saya lebih suka mengamati rupa-rupa perangai orang saat merokok. Misalnya, perokok yang masih kurang sadar lingkungan. Tanpa merasa bersalah mengepul-ngepulkan asap rokok di antara penumpang yang duduk berdesakan-desakan di atas angkutan kota (angkot). Nuar, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta adalah salah satu penumpang angkot yang masih sering melakukan kebiasaan buruk itu. Suatu siang di atas mikrolet jurusan Kampung Rambutan-Depok, ia mungkin lagi apes. Saat menikmati hisapan demi hisapannya, tiba-tiba Nuar dikagetkan oleh teguran penumpang yang duduk berhadap-hadapan dengannya. Seorang Ibu muda yang sedang menggendong bayi.
            “Tolong matikan rokoknya, Mas!”   
            “Oh, maaf Bu!” jawab Nuar, sambil bergegas membuang puntung rokoknya.
            “Saya sih ndak apa-apa, tapi kasihan bayi saya ini!” ulang perempuan kembali.
Nuar agak jengkel, mungkin juga sedikit tersinggung. Sebab, selama ia naik angkot baru kali ini ia dapat teguran dan terpaksa mematikan rokoknya.
            “Enak aja lu! Gua mau ngerokok, mau apa, terserah gua dong!’ batin Nuar
          Tak lama kemudian, bayi dalam gendongan perempuan itu mengeyak. Mungkin kepanasan, mungkin juga kehausan. Bergegas perempuan itu membuka beberapa kancing baju, mengeluarkan sesuatu dari kutangnya, lalu segera menyusukan bayi itu. Saking tergesa-gesanya hendak menyusui bayinya, perempuan itu tidak sadar kedua buah dadanya menyembul keluar, akibat terlalu banyak kancing baju yang dilepas. Mestinya ia cukup membuka satu-dua kancing saja, dan mengeluarkan bagian yang betul-betul diperlukan bayinya saja. Mata nakal Nuar terus melototi tontonan gratis itu. Tapi, lama-lama Nuar mulai gelisah. 
            “Tolong kancing bajunya dipasang, Bu!” tegur Nuar,
            “Oh, maaf ya Mas!” balas ibu muda itu.
            “Saya sih ndak apa-apa, tapi kasihan keponakan saya ini!” ketus Nuar lagi sambil menunjuk ke arah selangkangannya. Di dalam celananya terlihat ada sesuatu yang menyembul dan sedikit menggeliat…

@damhurimuhammad

No comments:

Post a Comment