Sekali
lagi soal rokok. Daripada ikut-ikutan berdebat panas soal isu kenaikan harga rokok
yang sudah bikin repot itu, saya lebih suka mengamati rupa-rupa perangai orang saat
merokok. Misalnya, perokok yang masih kurang sadar lingkungan. Tanpa merasa
bersalah mengepul-ngepulkan asap rokok di antara penumpang yang duduk berdesakan-desakan
di atas angkutan kota (angkot). Nuar, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta adalah
salah satu penumpang angkot yang masih sering melakukan kebiasaan buruk itu.
Suatu siang di atas mikrolet jurusan Kampung Rambutan-Depok, ia mungkin lagi
apes. Saat menikmati hisapan demi hisapannya, tiba-tiba Nuar dikagetkan oleh
teguran penumpang yang duduk berhadap-hadapan dengannya. Seorang Ibu muda yang
sedang menggendong bayi.
“Tolong matikan
rokoknya, Mas!”
“Oh, maaf Bu!”
jawab Nuar, sambil bergegas membuang puntung rokoknya.
“Saya sih
ndak apa-apa, tapi kasihan bayi saya ini!” ulang perempuan kembali.
Nuar
agak jengkel, mungkin juga sedikit tersinggung. Sebab, selama ia naik
angkot baru kali ini ia dapat teguran dan terpaksa mematikan rokoknya.
“Enak aja
lu! Gua mau ngerokok, mau apa, terserah gua dong!’ batin Nuar
Tak lama kemudian, bayi dalam
gendongan perempuan itu mengeyak. Mungkin kepanasan, mungkin juga kehausan.
Bergegas perempuan itu membuka beberapa kancing baju, mengeluarkan sesuatu dari
kutangnya, lalu segera menyusukan bayi itu. Saking tergesa-gesanya hendak
menyusui bayinya, perempuan itu tidak sadar kedua buah dadanya menyembul
keluar, akibat terlalu banyak kancing baju yang dilepas. Mestinya ia cukup membuka
satu-dua kancing saja, dan mengeluarkan bagian yang betul-betul diperlukan bayinya saja.
Mata nakal Nuar terus melototi tontonan gratis itu. Tapi, lama-lama Nuar mulai
gelisah.
“Tolong kancing bajunya dipasang, Bu!”
tegur Nuar,
“Oh, maaf ya Mas!” balas ibu muda itu.
“Saya sih ndak apa-apa, tapi kasihan keponakan saya ini!” ketus Nuar lagi
sambil menunjuk ke arah selangkangannya. Di dalam celananya terlihat ada
sesuatu yang menyembul dan sedikit menggeliat…
@damhurimuhammad
No comments:
Post a Comment